Aku tahu kau cukup dewasa
untuk memahami perasaanku padamu
waktu memang tak akan cukup keras menghantam
untuk menempanya menjadi sesuatu yang kau harapkan
dan ruang tak akan berputar cukup cepat
untuk membuatnya pusing dan tersesat di labirin tanpa sekat
tertawakanlah sajaksajakku
jika itu bisa menghiburmu
cemoohlah ketulusanku
jika itu bisa nyenyakkan tidurmu
dan saksikanlah
dari sofa empuk di ruang tamu
jika sedihsepiku hanya drama bagimu
genggam remotnya
kau yang putuskan.
Kamis, 06 November 2014
Rayu
Menghirup leher pagi
desahnya basahi
ujungujung kuas
lentiknya
membelai
sipu senyummu
jenjang kaki matahari
begitu liar ditaklukan
jelajahi dunia empat segi dua dimensi
cahayanya
memantul
ke kacakaca di matamu
mencumbu langit malam
liurnya jatuh
di putihnya kanvas
warnanya
membentuk
sketsa
parasmu
masih terkurung
di kedua mataku
parasmu
kukurung
di.kedua matamu.
desahnya basahi
ujungujung kuas
lentiknya
membelai
sipu senyummu
jenjang kaki matahari
begitu liar ditaklukan
jelajahi dunia empat segi dua dimensi
cahayanya
memantul
ke kacakaca di matamu
mencumbu langit malam
liurnya jatuh
di putihnya kanvas
warnanya
membentuk
sketsa
parasmu
masih terkurung
di kedua mataku
parasmu
kukurung
di.kedua matamu.
Siapa?
Di hadapan kaca etalase
toko pakaian impor
berhadapan dengan bayangan yang terpantul
di sana
berdebat tentang siapa yang paling
mahal di antara kita
yang menang
yang diam
yang kalah
yang masih bertanyatanya.
toko pakaian impor
berhadapan dengan bayangan yang terpantul
di sana
berdebat tentang siapa yang paling
mahal di antara kita
yang menang
yang diam
yang kalah
yang masih bertanyatanya.
Syair Maha Martabat
Syairsyair Maha Martabat
melapangkan hati
binatangbinatang tak tahu terima kasih
menginjakinjak lapangan itu
kencing dan berak di sana sini
Maha Pujangga suburkannya
tebar benih kata
jadi batang makna batang padi
makin merunduk makin berisi
adakah kau ingin ludahi bubur ini jua?
maka ludahilah
ketika Maha Pujangga tinggalkanmu sendiri
nurani tinggalkan hatimu yang sepi
adakah lagi yang bisa dimesrai dirinya kini?
sekiranya lapangan itu
hendak kau tanami bunga kembali
dirinya pasti memberimu benih bunga
dengan harum yang paling kau suka
mintalah padanya
karena dirinya bukan
kekasih yang tak pernah gagal
membuatmu patah hati.
melapangkan hati
binatangbinatang tak tahu terima kasih
menginjakinjak lapangan itu
kencing dan berak di sana sini
Maha Pujangga suburkannya
tebar benih kata
jadi batang makna batang padi
makin merunduk makin berisi
adakah kau ingin ludahi bubur ini jua?
maka ludahilah
ketika Maha Pujangga tinggalkanmu sendiri
nurani tinggalkan hatimu yang sepi
adakah lagi yang bisa dimesrai dirinya kini?
sekiranya lapangan itu
hendak kau tanami bunga kembali
dirinya pasti memberimu benih bunga
dengan harum yang paling kau suka
mintalah padanya
karena dirinya bukan
kekasih yang tak pernah gagal
membuatmu patah hati.
Tutup Lagi Matamu
Berapa banyak penyair yang menulis seribu puisi kepada pujaan hatinya
untuk membuktikan bahwa sang pujaan hati tak mencintainya?
tutup lagi matamu
karena tubuh ini
memang bukan rangkaian
baitbait indah nan merdu
tutup lagi matamu
karena wajah ini
memang bukan konstelasi
andromeda
tutup lagi matamu
karena kepala ini
memang bukan cetak biru
alam semesta
tutup lagi matamu
bacalah aku
seperti kau membaca
ketentraman
dengan kelopak matamu yang tertutup
agar puisi ini bisa
menyelinap
ke balik selimutmu
malam ini
dan tunjukkan
dirinya yang sebenarnya.
untuk membuktikan bahwa sang pujaan hati tak mencintainya?
tutup lagi matamu
karena tubuh ini
memang bukan rangkaian
baitbait indah nan merdu
tutup lagi matamu
karena wajah ini
memang bukan konstelasi
andromeda
tutup lagi matamu
karena kepala ini
memang bukan cetak biru
alam semesta
tutup lagi matamu
bacalah aku
seperti kau membaca
ketentraman
dengan kelopak matamu yang tertutup
agar puisi ini bisa
menyelinap
ke balik selimutmu
malam ini
dan tunjukkan
dirinya yang sebenarnya.
Kini
Siang malam
koran elektronik menghantam kita
lewat kutipan dan tulisan karbitan
adakah kau mencium bau busuk tangannya?
sosial media
menciptakan temanteman plastik
dari senyumsenyum plastik
adakah mereka bisa didaur ulang juga?
Selebritis twitter meludah
dengan omong kosong dan sarkasme
tentu saja penggemarnya suka menelannya mentahmentah
adakah rasanya berbeda?
Intelektualitas dicangkok
teman kita diombangambing ombak informasi
integritas mengambang mati
di lautan kepentingan mereka sendiri
adakah kau tahu angin laut mengirim bau bangkainya
sampai ke kamar kita pagi ini?
Ini adalah masanya
orang tua kualat
pada anakanaknya
Ini adalah masanya
temanteman kita jual kelamin
untuk beli hape canggih dan pulsanya
Ini adalah masanya
gaya hidup lebih penting
daripada hidup itu sendiri
Ini adalah masanya
puisipuisi seperti ini
melumut di ruang dan waktu seperti itu
Ruang dan waktu niscaya
tempat kita terlelap
tanpa tahu kapan harus terjaga
dan putuskan hendak kemana
kita bawa
orangorang tercinta.
koran elektronik menghantam kita
lewat kutipan dan tulisan karbitan
adakah kau mencium bau busuk tangannya?
sosial media
menciptakan temanteman plastik
dari senyumsenyum plastik
adakah mereka bisa didaur ulang juga?
Selebritis twitter meludah
dengan omong kosong dan sarkasme
tentu saja penggemarnya suka menelannya mentahmentah
adakah rasanya berbeda?
Intelektualitas dicangkok
teman kita diombangambing ombak informasi
integritas mengambang mati
di lautan kepentingan mereka sendiri
adakah kau tahu angin laut mengirim bau bangkainya
sampai ke kamar kita pagi ini?
Ini adalah masanya
orang tua kualat
pada anakanaknya
Ini adalah masanya
temanteman kita jual kelamin
untuk beli hape canggih dan pulsanya
Ini adalah masanya
gaya hidup lebih penting
daripada hidup itu sendiri
Ini adalah masanya
puisipuisi seperti ini
melumut di ruang dan waktu seperti itu
Ruang dan waktu niscaya
tempat kita terlelap
tanpa tahu kapan harus terjaga
dan putuskan hendak kemana
kita bawa
orangorang tercinta.
Sepasang Matakata
Jika kau izinkan,
puisi ini ingin mengiba
pada tatapan matamu
yang selalu gagal sembunyikan perasannya
setelah sekian lama sudah
menemani sepasang mata di hariharimu
sepasang matakatanya
masih malumalu saja menatap matamu
terlalu cepat masa depan
membawa kecemasan untukmu
padahal puisi ini sedang tunjukan
keindahannya satu per satu
sementara masa lalu menagih janjimu
puisi ini yakin mampu membayarnya
berapapun waktu yang harus diberikannya
berapapun metafora yang harus ditunjukannya
puisi ini ibarat anjing jalanan tanpa tuan
sampai sepasang matamu datang
membaca harapan
di sepasang matakatanya
matakata yang akan terusmenerus
berusaha meyakinkan matamu
bahwa hanya untukmulah
semua kepuitisan yang diciptakannya selama ini.
puisi ini ingin mengiba
pada tatapan matamu
yang selalu gagal sembunyikan perasannya
setelah sekian lama sudah
menemani sepasang mata di hariharimu
sepasang matakatanya
masih malumalu saja menatap matamu
terlalu cepat masa depan
membawa kecemasan untukmu
padahal puisi ini sedang tunjukan
keindahannya satu per satu
sementara masa lalu menagih janjimu
puisi ini yakin mampu membayarnya
berapapun waktu yang harus diberikannya
berapapun metafora yang harus ditunjukannya
puisi ini ibarat anjing jalanan tanpa tuan
sampai sepasang matamu datang
membaca harapan
di sepasang matakatanya
matakata yang akan terusmenerus
berusaha meyakinkan matamu
bahwa hanya untukmulah
semua kepuitisan yang diciptakannya selama ini.
Rabu, 05 November 2014
Puisi Untuk Cinta Masa Kini
bait keduanya
dijahit jadi
jas dan dasi
bait ketiganya
dirancang jadi
rumah yang rapi
bait keempatnya
dirakit dari
roda dan besi
bait kelimanya
ditabung untuk
investasi
bait pertamanya
masih saja
mengintip hariharimu
dari balik
beningnya jiwa
di titik butamu
dijahit jadi
jas dan dasi
bait ketiganya
dirancang jadi
rumah yang rapi
bait keempatnya
dirakit dari
roda dan besi
bait kelimanya
ditabung untuk
investasi
bait pertamanya
masih saja
mengintip hariharimu
dari balik
beningnya jiwa
di titik butamu
Selasa, 04 November 2014
Di Rumah Kata
Cakar serigala lembah katakata
merobek langit
horizon lebam
dihajar cuaca
hujan tinta menetes dari awanawan terluka
malam menggenang di tanah
bulan merah terapung tanpa arah
kegelapan mengalir menjadi sungai
perahu puisi berlayar
mengantar siluet kita berdua
menuju rumah kata
di muara malam
kenangan
sudah menanti kita
di balik kelambu tempat tidurnya
susuilah ia,
biar aku menjaga kalian berdua
di depan rumah kata kita yang sederhana.
merobek langit
horizon lebam
dihajar cuaca
hujan tinta menetes dari awanawan terluka
malam menggenang di tanah
bulan merah terapung tanpa arah
kegelapan mengalir menjadi sungai
perahu puisi berlayar
mengantar siluet kita berdua
menuju rumah kata
di muara malam
kenangan
sudah menanti kita
di balik kelambu tempat tidurnya
susuilah ia,
biar aku menjaga kalian berdua
di depan rumah kata kita yang sederhana.
Sabtu, 26 Juli 2014
Angin
Maka bersiullah jika kau butuhkan
ia akan datang
seperti anjing yang jatuh cinta pada tuannya
sekali menjadi angin
atau mencintai seperti anjing
kau tak ada dan tak akan pernah menjadi manusia selamanya
sekali menjadi anjing
atau mencintai seperti angin
kau akan ditinggalkan tuanmu yang melempar tulang
ke tempat tersulit yang bisa kau raih
kasihilah manusia lain
kasihilah dirimu sendiri
manusia
terjagalah dalam sajakmu
terjagalah lewat sajakmu
penyair.
ia akan datang
seperti anjing yang jatuh cinta pada tuannya
sekali menjadi angin
atau mencintai seperti anjing
kau tak ada dan tak akan pernah menjadi manusia selamanya
sekali menjadi anjing
atau mencintai seperti angin
kau akan ditinggalkan tuanmu yang melempar tulang
ke tempat tersulit yang bisa kau raih
kasihilah manusia lain
kasihilah dirimu sendiri
manusia
terjagalah dalam sajakmu
terjagalah lewat sajakmu
penyair.
Lajang
Badut
yang seolah
tak pernah merasakan
jatuh cinta dan patah hati
dalam lelucon yang ia jalani
sampai ia pulang
dan mempertanyakan
seorang manusia
yang disembunyikan tawanya sendiri.
yang seolah
tak pernah merasakan
jatuh cinta dan patah hati
dalam lelucon yang ia jalani
sampai ia pulang
dan mempertanyakan
seorang manusia
yang disembunyikan tawanya sendiri.
Jumat, 25 Juli 2014
Lebaran V
Kutitipkan maaf di telapak tanganmu
agar tahun depan selalu ada alasan
lahir dan batin kita bertemu.
agar tahun depan selalu ada alasan
lahir dan batin kita bertemu.
Lebaran IV
Jemari kecil dikecup senapan
terbakarah kemanusiaan
jemari kecil di ujung petasan
bakarlah duniamu dengan kasih dan sayang.
terbakarah kemanusiaan
jemari kecil di ujung petasan
bakarlah duniamu dengan kasih dan sayang.
Lebaran III
Alim ulama di layar kaca
kerlapkerlip kain sutra
orang gila di layar kata:
kerlapkerlip kain sutra
orang gila di layar kata:
Mengapa kita tak telanjang samasama?
Lebaran II
Semilyar puisi menguap, segumpal awan memadat
kubah-kubah masjid payungi pujian padaTuhan
ibu cuaca menanti anaknya pulang:
Kini hujan siap jatuh di sepasang mataku.
kubah-kubah masjid payungi pujian padaTuhan
ibu cuaca menanti anaknya pulang:
Kini hujan siap jatuh di sepasang mataku.
Lebaran I
Sepasang sayap ayam terbang ke langitlangit mulut kita
rudalrudal karnivora di sebelah Timur angkasa
murungmurung di hutan cinta
terbanglah pulang ke ibu tak bernama.
rudalrudal karnivora di sebelah Timur angkasa
murungmurung di hutan cinta
terbanglah pulang ke ibu tak bernama.
Kamis, 24 Juli 2014
Untukmu
Puisi
adalah cumbu
mulut mulut brengsek
kebenaran
kau
bisa marah
dan lupa seketika
atau mengabadikannya setelah merasakannya
puisi
adalah tipu
daya penyair baukencur
kau
bisa terus
menerus tertipu kejahatan
mulut dan kata katanya
atau
mencumbu mesra
tiap kebenaran yang
menggigit bibirmu sampai terluka
puisi
adalah tisutoilet
membersihkan najis tinja
pada organ paling intimmu
kau
bisa langsung
membuangnya ke tempatsampah
jika taktau cara menggunakannya
puisi
adalah dirimu
dan semesta dunia
dunia
adalah puisi
Tuhan pertama sebelum
semuanya ada: kun fayakun
adalah cumbu
mulut mulut brengsek
kebenaran
kau
bisa marah
dan lupa seketika
atau mengabadikannya setelah merasakannya
puisi
adalah tipu
daya penyair baukencur
kau
bisa terus
menerus tertipu kejahatan
mulut dan kata katanya
atau
mencumbu mesra
tiap kebenaran yang
menggigit bibirmu sampai terluka
puisi
adalah tisutoilet
membersihkan najis tinja
pada organ paling intimmu
kau
bisa langsung
membuangnya ke tempatsampah
jika taktau cara menggunakannya
puisi
adalah dirimu
dan semesta dunia
dunia
adalah puisi
Tuhan pertama sebelum
semuanya ada: kun fayakun
Kalau
Kalau kau bertanya cara menikmati hidup
orangorang di sekitarmu mungkin tau
Kalau mereka membohongimu
bersendirilah dulu
Kalau kesendirian buatmu kesepian
mainkan gitarmu
Kalau senar gitarnya putus
pergilah ke laut
Kalau ombaknya terlalu deras
mendakilah gunung
Kalau puncaknya terlalu tinggi
berkemahlah di lembah
Kalau lembah terlalu dingin
buatlah unggun api
Kalau apinya padam
bertemanlah dengan gelap
Kalau gelap menipumu
ampuni kemanusiaannya
Kalau hatimu tak selapang itu
tulislah puisi
Kalau katakata melukaimu
peluklah kebenaran di dalamnya
Kalau kebenaran terlalu angkuh
bercintalah dengan ketulusan
Kalau ketulusan membodohimu
belajarlah menangis
Kalau menangis melelahkanmu
tidurlah dengan senyuman
Kalau senyuman mengkhianatimu
tertawakanlah kehinaannya
Kalau tawa membuatmu lemah
maka bahagialah dengan caramu
Kalau kau tidak tau caranya
tanyakanlah pada mereka
Kalau mereka tak mau menjawab
tinggalkanlah
Kalau kau tak juga dapatkan jawabannya
carilah di mimpimu
Kalau mimpimu tampak begitu nyata
bukalah segera matamu
Kalau kenyataan menasihatimu
buka telingamu
Kalau nasihatnya baik
dia sedang ingat pada Tuhannya
Kalau nasihatnya baik dan menjual
dia sedang ingat pada Tuhan dan keluarganya
Kalau nasihatnya baik dan menyakitkan
dia jujur
Kalau nasihatnya buruk
buka pikiranmu seluasluasnya
Kalau pikiranmu terlalu sempit
bersabarlah
Kalau kesabaranmu habis
habiskanlah untuk sesuatu yang layak dalam hidupmu
Kalau kau tak punya waktu
jangan mengemis!
Kalau ketakutan mengejarmu
hadapilah
Kalau kau inginkan sesuatu
raihlah
Kalau hidup merenggutnya
mesrailah
Kalau hidup mencumbu lehermu
mungkin kau akan tau betapa nikmatnya itu.
Kalau kau tak punya waktu
jangan mengemis!
Kalau ketakutan mengejarmu
hadapilah
Kalau kau inginkan sesuatu
raihlah
Kalau hidup merenggutnya
mesrailah
Kalau hidup mencumbu lehermu
mungkin kau akan tau betapa nikmatnya itu.
Senin, 21 Juli 2014
Kutemui Dalam Gelap
Akumenutupmata
yang kau gunakan untuk melihat tulang dan daging
bukan berarti aku tak melihat tariannya
akumenutupmata
yang kau gunakan untuk melihat emas dan permata
bukan berarti aku tak melihat kilaunya
akumenutupmata
yang kau gunakan untuk melihat masyarakat dan semestanya
bukan berarti aku tak melihat kemesraannya
telah kuserahkan kedua bola mataku
padanya yang kutemui dalam gelap dan khusuknya
untuk menjadikan cahayamu
lebih dari semua itu
dan padamlah seketika cahaya itu sahabatku
kala k a u m e n u t u p m a t a
kala kau sebut aku buta
kala akumenutupmata
yang kau gunakan untuk melihat tulang dan daging
bukan berarti aku tak melihat tariannya
akumenutupmata
yang kau gunakan untuk melihat emas dan permata
bukan berarti aku tak melihat kilaunya
akumenutupmata
yang kau gunakan untuk melihat masyarakat dan semestanya
bukan berarti aku tak melihat kemesraannya
telah kuserahkan kedua bola mataku
padanya yang kutemui dalam gelap dan khusuknya
untuk menjadikan cahayamu
lebih dari semua itu
dan padamlah seketika cahaya itu sahabatku
kala k a u m e n u t u p m a t a
kala kau sebut aku buta
kala akumenutupmata
Api Unggun
Kita sudah sampai di sini
berhadapan dengan mata api
yang anggun menantang kita
lemparkan melankolia
ke dalam tajam baranya
bukankah dunia
tak lagi selugu yang kita kira?
diperkosanya kita
dengan segala tipu daya dan hasratnya
ketika dendam sudah redam
tutuplah kedua mata lihatlah dengan jiwa
selesaikanlah dengan menikmatinya
yakinlah bahwa birahi itu berbeda dengan cinta
berdirilah!
lalu tertawakanlah
lalu tantanglah
katakanlah bahwa caranya bercinta tak sehebat yang ia kira
meremehkan apa yang dunia lakukan pada kita
adalah perkara sulit
itu cuma perkara
dan itu cuma sulit
sama halnya dengan menjawab
tanya darinya yang memeluk kita
di hadapan abu melankoli pada unggun api
apakah kau sudah merasa hangat kini?
celakalah kau yang masih terbakar beku
berbahagialah yang suamsuam kuku
berhadapan dengan mata api
yang anggun menantang kita
lemparkan melankolia
ke dalam tajam baranya
bukankah dunia
tak lagi selugu yang kita kira?
diperkosanya kita
dengan segala tipu daya dan hasratnya
ketika dendam sudah redam
tutuplah kedua mata lihatlah dengan jiwa
selesaikanlah dengan menikmatinya
yakinlah bahwa birahi itu berbeda dengan cinta
berdirilah!
lalu tertawakanlah
lalu tantanglah
katakanlah bahwa caranya bercinta tak sehebat yang ia kira
meremehkan apa yang dunia lakukan pada kita
adalah perkara sulit
itu cuma perkara
dan itu cuma sulit
sama halnya dengan menjawab
tanya darinya yang memeluk kita
di hadapan abu melankoli pada unggun api
apakah kau sudah merasa hangat kini?
celakalah kau yang masih terbakar beku
berbahagialah yang suamsuam kuku
Langganan:
Postingan (Atom)